Berita
tentang kemerdekaan Republik Indonesia sampai juga ke seluruh
masyarakat kawedanan Pemangkat dengan datangnya seorang pemuda bernama
M.Akir.Ia berasal dari Semparuk dan merantau ke Semarang.Pertengahan
Oktober dia datang ke Pemangkat menyampaikan informasi bahwa Indonesia
telah merdeka,diproklamirkan oleh tanggal 17 Agustus oleh Bung Karno dan
Bung Hatta.
Urai
Bawadi,Daim Harun,M.Akir dan beberapa kawan kawannya mufakat membentuk “
Kesatuan Aksi Pemuda Pemangkat” yang di pimpin oleh Urai Bawadi,Daim
Harun,M.Akir dan beberapa pemuda dan tokoh masyarakat sebagai
pembantu/seksi.Kesatuan Aksi Pemuda Pemangkat ini bertujuan untuk
mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia,Kegiatan mereka:
a. Menyampaikan kepada pemuda dan rakyat di kampung kampung bahwa Indonesia telah merdeka.
b. Mengibarkan bendera Merah Putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya perorangan maupun beramai ramai
c. Merusak jembatan yang menghubungkan Pemangkat
,Singkawang dan Pemangkat,Sambas di pimpin oleh Abdul Samad,Mustafa di
bantu oleh Matnur,H.Badaruddin dan Syaifuddin Jahri.
d. Pemuda pemuda ex Heiho ditugaskan mengadakan perlawanan apabila tentara Belanda memasuki kota Pemangkat.
Pada
tanggal 25 Oktober 1945 berkibar bendera Merah Putih di tiap-tiap rumah
penduduk di Kampung Banjar,Pemangkat sehari penuh.Tanggal 29 Oktober
setelah kejadian demonstrasi di Sambas,Rumah Dain Harun yang menjadi
markas Kesatuan Aksi Pemuda Pemangkat yang terletak di jalan Nusantara
(sekarang) diserbu oleh tentara Belanda ( NICA ) untuk menangkap Dain
Harun dan pejuanng lainnya.Dain Harun dan kawan – kawannya sempat
melarikan diri dan bersembunyi di rumah Khui Lim ( kantor anim/listrik )
di pasar lama,Pemangkat.Subuh dini hari tanggal 30 Oktober 1945 Dain
Harun di jemput oleh dua pejuang yakni Doleng alias Basuni dan Amat
menaiki sebuah sampan Dain Harun dibawa ke Teluk Pakuk Tanjung
Kaduk,Pemangkat.Di situ sudah disediakan perahu motor yang siap
berangkat ke Singapura,setelah beberapa hari Dain Harun tinggal di
Singapura ia kemudian berangkat ke Tegal ,Jawa Tengah.
Pada
tanggal 26 Oktober 1945 Holdi Ex Heiho,Lani B,Urai Banul,Daeng
Amat,Rajak Batu,Naim Bakar dan Bulyan Mustafa diperintahkan merobohkan
jembatan-jembatan di jalan jurusan Pemangkat-Singkawang (sekarang jalan
Mohammad Sohor).Sabotase tersebut gagal karenasalah seorang dari dari
anggota sabotase,Rajali ex Heiho sudah ditangkap oleh tentara Belanda di
pasar Pemangkat karena ketahuan membawa granat yang sudah di siapkan
untuk menunggu pulang nya tentara NICA dari Sambas.
Karena
di Pemangkat tidak mungkin lagi bergerak untuk melanjutkan perjuangan
akibat gencarnya mata mata NICA,maka pemuda dari Pemangkat melanjutkan
perjuangannya ke Jawa,melalui Singapura.Untuk ke Singapura menggunakan
Kapal Motor bernama “ Bukan Main” yang di nakodai Dolah,dan Mualim oleh
A.Majid M.Yunus.
Pemuda
di berangkatkan bertahap,karena menghindari kecurigaan mata mata NICA
dan keberangkatan ke Singapura melalui Kuala Pemangkat.Di antaranya ada
yang berangkat bersama Holdi ex Heiho,keberangnkatan Holdi membawa surat
dari Urai Bawadi dan Urai Zakaria untuk menemui perwakilan Kalimantan
Barat di Singapura yakni Dain Harun dan Daeng Putih.Setelah beberapa
minggu di Singapura,pemuda Pemangkat diberangkatkan ke pulau Jawa tujuan
Tegal denga Kapal Perang Angkatan Laut Indonesia.
Yang
diberangkatkan ke Jawa melalui Singapura tahun 1946 dan 1947 adalah
Daim Harun,Murni Gafar,Zainuddin,M.Thoyib Mustafa,Sy.Syalim
Sy.Ambun,Ibarahim Bujang,Ali Ahmad Gazali,Doleng Naim.Sementara Holdi di
perintahkan oleh Daeng Putih untuk pulang ke Pemangakat
untuk melatih para pejuang dan membawa dokumen perjuanagn serta senjata
menggunakan perahu bugis dinakodai oleh Hakim dan masuk berlabuh di
Kuala Pemangkat.Tidak lama kedatangan Holdi ia ditangkap dan
dipenjarakan di Pemangkat.
Untuk
menghindari pandangan mata mata Belanda,maka Urai Arif Mahmud berangkat
ke Singapura melalui kampung Sedau Singkawang,juga untuk meneruskan
perjuangan dan menemui kawan kawan perjuangan dari kelompok “ Tengkorak
Putih ”,Jayadi Saman di Singapura.Setelah beberapa lama di Singapura ia
kembali ke Pemangkat untuk memantau kawan pejuang.Tuidak beberapa lama
di Pemangkat Urai Arief Machmud di tangkap polisi Belanda dan rumahnya
di geledah unutk mencari senjata karena mereka di laporkan membawa
senjata.Ia pun kemudian di jebloskan di penjara Pontianak.
No comments:
Post a Comment